MEDIALATAHZAN.id – Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, kembali menggencarkan operasi penegakan syariat Islam di ibu kota Provinsi Aceh.
Kali ini, dalam operasi yang digelar dini hari tadi, Illiza berhasil membongkar sejumlah pelanggaran syariat, mulai dari pelaku khamar (minuman beralkohol), khalwat (perbuatan mesum), hingga prostitusi online atau “open BO” di sejumlah lokasi yang diduga menjadi sarang maksiat.
Penangkapan Pemuda Penenggak Tuak
Operasi dimulai di kawasan eks Terminal Keudah, tempat yang selama ini dicurigai sebagai lokasi penyalahgunaan alkohol.
Dalam penggerebekan tersebut, empat pemuda tertangkap tangan tengah menikmati minuman beralkohol jenis tuak.
Dua botol air mineral yang berisi tuak langsung diamankan bersama pelaku untuk dibawa ke kantor Satpol PP/WH Banda Aceh.
“Ini bukan hanya soal pelanggaran hukum, tapi juga tentang menjaga akhlak masyarakat Banda Aceh. Kami tidak akan mentolerir segala bentuk pelanggaran syariat,” tegas Illiza.
Prostitusi Online di Penginapan Lambaro Skep
Tak puas hanya dengan itu, Illiza melanjutkan operasi ke salah satu penginapan di kawasan Lambaro Skep.
Berdasarkan laporan dari masyarakat setempat, tempat ini kerap dijadikan lokasi prostitusi berkedok penginapan atau kos-kosan.
Di sini, Illiza mendapati satu pasangan nonmuhrim tengah check-in di salah satu kamar, sementara seorang wanita yang diduga terlibat dalam praktik “open BO” ditemukan sedang menunggu pelanggan di lobi penginapan.
Namun yang lebih mengejutkan, saat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di setiap kamar, petugas menemukan kondom bekas dan baru yang berserakan, bahkan beberapa kondom ditemukan di meja resepsionis.
Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa penginapan tersebut digunakan untuk praktik prostitusi yang tersembunyi.
Ketiga pelaku berikut dua pengelola penginapan kemudian dibawa ke kantor untuk diperiksa lebih lanjut.
“Saya sangat menyesal bu,” ungkap Bunga -bukan nama sebenarnya- yang mengaku banyak memiliki teman seprofesi di Banda Aceh. Sesaat sebelum menaiki mobil patroli, ia pun terisak sambil memeluk Illiza.
Pukul Tiga Dinihari
Belum selesai, pukul tiga dinihari, Illiza mendatangi kantor satpol pp/wh di komplek balai kota, tempat di mana para pelanggar syariat diamankan sementara.
Ia ingin memastikan semua yang terlibat diproses sesuai qanun yang berlaku di Aceh.
Illiza pun mengontak pihak BNN untuk melakukan tes urine terhadap keempat pelaku khamar supaya kasusnya bisa cepat ditindaklanjuti.
Untuk hasil lebih akurat, mereka pun diboyong ke kantor BNN Provinsi Aceh.
Begitu juga terkait pelaku khalwat dan prostitusi, wali kota menginstruksikan pengusutan secara tuntas hingga ke penyedia tempat, muncikari, dan pihak yang membekingi.
“Sebagai efek jera kepada pelaku dan pelajaran bagi kita semua,” ujarnya.
Pesan Walikota
Kepada para pelanggar syariat yang rata-rata masih berusia muda, Illiza berpesan agar tidak mengulangi perbuatannya.
“Ingatlah orang tua yang sudah bersusah-payah mendidik dan besarkan kita. Mohon ampunan kepada Allah.”
Illiza kembali menegaskan komitmennya untuk menegakkan syariat Islam di Banda Aceh.
“Suka tidak suka, inilah separuh wajah kota kita hari ini. Kami akan terus mengerahkan segenap daya upaya untuk membenahinya,” ujarnya.
“Kami juga senantiasa mengharapkan peran aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan masing-masing serta support dari seluruh stakeholder. Insyaallah, dengan semangat kolaborasi, Banda Aceh akan kembali menjadi barometer penegakan syariat di Aceh,” ujarnya lagi. (R/red)