Ketua Komisi VII DPRA Mengapresiasi Walikota Banda Aceh Langsung Turun Tangan Berantas Kemaksiatan

  • Bagikan
H.Ilmiza Sa'aduddin Djamal, MBA

MEDIALATAHZAN.id.- Ketua Komisi VII DPR Aceh Bidang Keistimewaan dan Kekhususan Aceh, H.Ilmiza Sa’aduddin Djamal, MBA mengapresiasi Walikota Banda Aceh yang langsung turun tangan memberantas berbagai bentuk kemaksiatan, mulai dari judi, khamar dan prostitusi di kota Banda Aceh, sebagai ibu kota Provinsi Aceh.

” Banda Aceh harus tetap menjadi barometer penegakan syariat Islam di Aceh. Apa yang dilakukan oleh walikota Banda Aceh, Illiza, adalah contoh yang patut diikuti”.

Hal ini diungkapkan H.Ilmiza Sa’aduddin Djamal, MBA kepada medialatahzan.id , Rabu ( 16/4/2025) di Banda Aceh.

Banda Aceh sebagai barometer, terang Ilmiza yang juga Sekretaris DPW PPP Provinsi Aceh ini,

” Banda Aceh sebagai ibu kota Provinsi Aceh memiliki peran sangat penting dalam menjaga dan menegakkan nilai-nilai agama. Dan khususnya Syariat Islam”, katanya.

Karena itu, kita sokong sepenuhnya setiap upaya menjaga ibu kota ini tetap berjalan sesuai hukum Islam, tegas Ilmiza mantan Ketua Fraksi PPP DPRK Banda Aceh ini.

” Saya berharap razia oleh WH dan Satpol PP bersama Walikota bisa diperluas ke hotel-hotel bintang tiga dan lebih tinggi, jangan hanya terbatas pada penginapan kecil yang rentan terhadap pelanggaran”, harap Ilmiza.

Aceh punya kekhususan dalam penegakan syariat Islam sebagaimana tertuang dalam UUPA ( undang- undang Pemerintahan Aceh) yang memberikan kewenangan mengatur penegakan syariat Islam kepada pemerintah daerah, tambah Ilmiza.

 

Walikota Gerebek Penginapan, Temukan Kondom Bekas baru Berceceran

 

Sebagaimana diberitakan media massa di Banda Aceh, Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, kembali menggencarkan operasi penegakan syariat Islam di ibu kota Provinsi Aceh.

Kali ini, dalam operasi yang digelar dini hari tadi, Illiza berhasil membongkar sejumlah pelanggaran syariat, mulai dari pelaku khamar (minuman beralkohol), khalwat (perbuatan mesum), hingga prostitusi online atau “open BO” di sejumlah lokasi yang diduga menjadi sarang maksiat.

 

Pemuda Penenggak Tuak Ditangkap

 

Operasi dimulai di kawasan eks Terminal Keudah, tempat yang selama ini dicurigai sebagai lokasi penyalahgunaan alkohol.

Dalam penggerebekan tersebut, empat pemuda tertangkap tangan tengah menikmati minuman beralkohol jenis tuak.

Dua botol air mineral yang berisi tuak langsung diamankan bersama pelaku untuk dibawa ke kantor Satpol PP/WH Banda Aceh.

“Ini bukan hanya soal pelanggaran hukum, tapi juga tentang menjaga akhlak masyarakat Banda Aceh. Kami tidak akan mentolerir segala bentuk pelanggaran syariat,” tegas Illiza.

 

Prostitusi Online di Penginapan Lambaro Skep

 

Illiza melanjutkan operasi ke salah satu penginapan di kawasan Lambaro Skep.

Berdasarkan laporan dari masyarakat setempat, tempat ini kerap dijadikan lokasi prostitusi berkedok penginapan atau kos-kosan.

Di sini, Illiza mendapati satu pasangan nonmuhrim tengah check-in di salah satu kamar, sementara seorang wanita yang diduga terlibat dalam praktik “open BO” ditemukan sedang menunggu pelanggan di lobi penginapan.

Namun yang lebih mengejutkan, saat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di setiap kamar, petugas menemukan kondom bekas dan baru yang berserakan, bahkan beberapa kondom ditemukan di meja resepsionis.

Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa penginapan tersebut digunakan untuk praktik prostitusi yang tersembunyi.

Ketiga pelaku berikut dua pengelola penginapan kemudian dibawa ke kantor untuk diperiksa lebih lanjut.

“Saya sangat menyesal bu,” ungkap Bunga -bukan nama sebenarnya- yang mengaku banyak memiliki teman seprofesi di Banda Aceh. Sesaat sebelum menaiki mobil patroli, ia pun terisak sambil memeluk Illiza.

 

Pukul Tiga Illiza ke Kantor Satpol PP/ EH

 

Belum selesai, pukul tiga dinihari, Illiza mendatangi kantor satpol pp/wh di komplek balai kota, tempat di mana para pelanggar syariat diamankan sementara.

Ia ingin memastikan semua yang terlibat diproses sesuai qanun yang berlaku di Aceh.

Illiza pun mengontak pihak BNN untuk melakukan tes urine terhadap keempat pelaku khamar supaya kasusnya bisa cepat ditindaklanjuti.

Untuk hasil lebih akurat, mereka pun diboyong ke kantor BNN Provinsi Aceh.

Begitu juga terkait pelaku khalwat dan prostitusi, wali kota menginstruksikan pengusutan secara tuntas hingga ke penyedia tempat, muncikari, dan pihak yang membekingi.

“Sebagai efek jera kepada pelaku dan pelajaran bagi kita semua,” ujar Illiza.

 

Pesan Walikota

 

Kepada para pelanggar syariat yang rata-rata masih berusia muda, Illiza berpesan agar tidak mengulangi perbuatannya.

“Ingatlah orang tua yang sudah bersusah-payah mendidik dan besarkan kita. Mohon ampunan kepada Allah.”

Illiza kembali menegaskan komitmennya untuk menegakkan syariat Islam di Banda Aceh.

“Suka tidak suka, inilah separuh wajah kota kita hari ini. Kami akan terus mengerahkan segenap daya upaya untuk membenahinya,” ujarnya.

“Kami juga senantiasa mengharapkan peran aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan masing-masing serta support dari seluruh stakeholder. Insyaallah, dengan semangat kolaborasi, Banda Aceh akan kembali menjadi barometer penegakan syariat di Aceh,” ujarnya lagi. (Kas/ R/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *