Tenaga Penyelenggara Fardhu Kifayah Minim, Perlu Kaderisasi dan Pelatihan

  • Bagikan

BANDA ACEH.latahzannews.com. – Kepala Dinas Syariat Islam (DSI) Aceh, Zahrol Fajri, S.Ag., MH melalui, Kasi Peribadatan dan Keagamaan Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh, Muhammad Kudri mengatakan, Pemerintah Aceh’ melalui Dinas Syariat Islam terus berupaya memotifasi peningkatan melaksanakan syariat Islam lebih baik kedepan.

” Ada beberapa program di seksi peribadatan dan keagamaan yang sudah kita laksanakan yaitu ceramah dalam bulan Ramadhan sudah terlaksana di bulan April 2024. Dan lainnya tahun sebelumnya kegiatan gampong percontohan”, kata Muhammad Kudri saat diwawancara media ini di kantornya kawasan Jeulingke Banda Aceh, Senin ( 26/8/2024).

Menurut Pak Kudri, begitu ia acap disapa di kantor dan kesehariannya, DSI Aceh melalui kegiatan di gampong syariat, memberikan Pembekalan pelaksanaan syariat Islam kepada masyarakat setempat, seperti pelaksanaan fardu kifayah, yaitu tajhiz mayit dengan memberikan pelatihan tentang tata cara mengurusi mayit sesuai syariat Islam.

” Kegiatan di gampong percontohan. Kalau Zona Timur kemaren kita ambil di Kabupaten Pidei Jaya. Dan zona barat di Aceh Jaya. Ada tim yang ditugaskan melaksanakan pilot projek.Misalnya kita tempatkan guru-guru TPA, kita bekali mereka Tajhiz Mayit. Yaitu pelaksanaan fardu kifayah, memandikan, mengkafankan, lengkap sampai peroses penguburan”, kata Kudri.

Menurut Kudri, gampong percontohan ini diadakan satu gampong ( desa) di setiap kabupaten / kota di Aceh.

” Alhamdulillah gampong percontohan ini sukses kita laksanakan dan sudah hampir semua kabupaten dan kota kita laksanakan, sampai Singkil, Meulaboh, Aceh Tengah “, tambah Kudri.

Tinggal beberapa kabupaten belum terlaksana karena keterbatasan anggaran, makanya tidak dilaksanakan di 2024 ini, ke depan diharapkan bisa hadir kembali.

” Sebenarnya kegiatan ini kita harapkan kepada pemerintah, setiap kegiatan itu bisa berjalan, karena penting, sangat bermanfaat kepada masyarakat.”, harap Kudri.

Ia menyebutkan, pelaksanaan fardhu kifayah itu kadang-kadang hanya orang-orang tertentu yang bisa melaksanakan.

” Kalau di gampong ada imuem meunasah, imuem chik, jadi kita butuh kegiatan itu terus berlangsung, jadi ada kader penurus”, urainya lagi.

Diakuinya tenaga pelaksana fardu kifayah sangat minim, kadang-kadang ada gampong yang pelaksanaan fardu kifayahnya sampai-sampai diofor ke Pesantren, katanya

” Memang tenaga- tenaga fardhu kifayah sangat minim, kurang, jadi diperlukan kaderisasi, pelatihan untuk mempetajam.”, kata Kudri.

Kudri menyebut perlu perhatian pemerintah kepada petugas fardu kifayah, seperti memberikan honorarium. Kadang-kadang lihat di kampung- kampung selesai penyelenggaraan fardu kifayah dari sumber dana untuk jasa mereka tidak ada, mereka tidak dapat apa-apa.

” Hanya sekedar mengharap lillahi taala.Jadi butuh perhatian pemerintah seperti memberikan santunan untuk mereka lebih eksis lagi di kegiatan fardu kifayah ,” harap Kudri. (ADV)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *